Kalah – Shinta Arsinta feat Arya Galih
Lagu “Kalah” yang dibawakan oleh duo dangdut Shinta Arsinta feat Arya Galih bercerita tentang getirnya cinta yang kalah bersaing dengan bayang-bayang masa lalu. Lagu ciptaan Sagita Djandhut Assololley ini mengusung tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, yaitu perjuangan mempertahankan cinta di tengah bayang mantan kekasih.
Lagu dibuka dengan narasi dari pihak pria. Ia bercerita tentang pengorbanan yang telah ia lakukan untuk sang kekasih. “Seko mangan nganti nurut, dowo ne dalan” (Dari makan sampai menurut, aku turuti jalanmu). Ia rela mengikuti kemauan sang kekasih dan telah mencurahkan banyak waktu dan usaha untuk membahagiakannya. “Wes tak korbanke wektuku” (Sudah aku korbankan waktuku).
Namun, pengorbanan tersebut seolah sia-sia. Sang pria merasa kalah bersaing dengan mantan kekasih sang wanita. “Iseh wae kalah karo mantanmu” (Masih saja kalah dengan mantanmu). Lirik ini menjadi benang merah lagu “Kalah,” yaitu perasaan getir dan frustrasi karena cinta yang tak terbalas sepenuhnya.
Di bait selanjutnya, sang pria mengenang momen-momen kebersamaan dengan sang wanita. “Opo ora kelingan wingi genggam tanganku, curhat tentang mantanmu” (Apa kau tidak ingat kemarin genggam tanganku, curhat tentang mantanmu). Ia mempertanyakan apakah sang wanita melupakan momen-momen tersebut. Hal ini semakin menegaskan rasa insecure yang dirasakan oleh sang pria.
Muncul perdebatan dari pihak wanita. Ia membantah bahwa sikapnya selama ini hanya pura-pura cinta. “Tak akoni sikapku wingi mung ngapusi, seolah mencintaimu” (Aku tidak mengakui sikapku kemarin hanya membodohi, seolah mencintaimu).
Perdebatan berlanjut dengan sang pria yang terus mempertanyakan alasan kekalahannya. “Sak gedene langit aku sing kleru, ngartekke sikapmu” (Seluas langit aku yang salah, mengartikan sikapmu). Ia merasa gagal memahami perasaan sang wanita, meskipun ia telah berusaha semaksimal mungkin.
Lagu “Kalah” tidak hanya berfokus pada perasaan pihak pria. Sang wanita juga mengungkapkan perasaannya yang masih terikat dengan masa lalu. “Tak iso nglaleke cerito wingi” (Aku tidak bisa melupakan cerita kemarin). Hal ini tentunya membuat sang pria semakin terluka.
Di akhir lagu, sang pria pasrah menerima kenyataan pahit. “Tak pikir wektu sing wes awek dewe entekne” (Aku tidak memikirkan waktu yang sudah akan berakhir sendiri). Ia seolah ikhlas jika hubungan tersebut harus berakhir. Namun, ia tetap mengharapkan agar sang wanita bisa membuka hatinya. “Tondo yen awakmu nrimo perasaanku” (Mungkin jika kamu menerima perasaanku).
Video klip “Kalah” turut memperkuat pesan yang ingin disampaikan lagu ini. Sepanjang video, kita melihat Shinta Arsinta dan Arya Galih beradu akting dengan menampilkan ekspresi sedih dan kecewa. Suasana yang ditampilkan pun bernuansa melankolis, dengan dominasi warna biru dan abu-abu.
Lagu “Kalah” menyuguhkan realita pahit dalam percintaan. Cinta tidak selalu menang melawan bayang-bayang masa lalu. Lagu ini mengajak para pendengar untuk introspeksi diri dalam menjalin hubungan dan menerima kenyataan pahit dengan lapang dada. Selain itu, “Kalah” juga mengingatkan pentingnya kejujuran dan komunikasi yang baik dalam sebuah hubungan.