Hanya Lolongan – Nabila Taqiyyah

, jebolan Indonesian Idol musim kedua belas, hadir dengan lagu yang sarat pesan勵志 (lì zhì) atau semangat. “Hanya Lolongan” bercerita tentang perjuangan menghadapi masa-masa sulit dan pentingnya bangkit dari keterpurukan.

Lagu ini dibuka dengan gambaran kesedihan dan perasaan hilang arah. “Ku berjalan sendirian bagaikan hilang arah tujuan,” begitu lirik yang dilantunkan Nabila. Suasana semakin sendu dengan penggambaran langit mendung dan hujan yang seolah tak mau berteman. Harapan pun terasa hilang, membuat pendengar ikut merasakan gurat getir yang dialami sang narator.

Namun, “Hanya Lolongan” tak hanya terjebak dalam kesedihan. Refren lagu justru menjadi titik balik yang penuh pemberdayaan. “Kau boleh menangis, tapi kembali berdiri,” begitu Nabila bernyanyi. Lirik ini seolah menjadi tamparan mesra, mengingatkan bahwa kesedihan itu wajar, namun kita tidak boleh larut di dalamnya. Kita harus bangkit dan menatap masa depan.

Hal ini dipertegas dengan lirik selanjutnya, “Kau boleh terluka, tapi hanya sementara.” Luka dan permasalahan hidup memang tak terhindarkan, namun itu semua hanya bersifat sementara. Ada masa depan yang menanti, penuh dengan harapan dan pencapaian.

Salah satu kekuatan “Hanya Lolongan” terletak pada pesannya yang universal. Semua orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit, dicibir, atau direndahkan. Namun, lagu ini mengingatkan kita untuk tidak menjadikan omongan negatif orang lain sebagai penghalang.

Refren lagu menegaskan, “Omongan mereka hanya lolongan, Yang hilang di telan malam.” Cibiran dan hinaan ibarat suara lolongan yang hilang ditelan malam. Tak perlu diambil pusing, apalagi sampai mempengaruhi harga diri kita.

Menariknya, “Hanya Lolongan” tak hanya berpesan tentang kekuatan mental, tetapi juga kesadaran diri. Lirik “Wajar bila manusia berpura-pura untuk bahagia, Persis dalam cerita yang ditulis sempurna” seolah membuka mata pendengar tentang realita kehidupan. Media sosial seringkali menampilkan sisi bahagia yang tak selalu nyata. Penting untuk mengenali diri sendiri dan menemukan kebahagiaan yang sejati.

Nuansa budaya Aceh juga turut di織り込む (oriori込む,織り込む -織り込む (oriori込む, orikomu) – to weave in) ke dalam lagu ini. Bagian bridge dinyanyikan dalam bahasa Aceh, “Udep lam donya le cobaan, bek putoh asa.. Bek tanyoe wueh hate geutanyoe beu kong,” yang artinya “Hidup di dunia ini banyak cobaan, jangan putus asa. Bertanyalah pada hatimu sendiri.” Lirik ini semakin memperkuat pesan lagu tentang pentingnya introspeksi dan menemukan kekuatan dari dalam diri sendiri.

Secara keseluruhan, “Hanya Lolongan” adalah lagu pop ballad yang easy listening dengan sentuhan budaya Aceh yang unik. Namun, kekuatan lagu ini terutama terletak pada liriknya yang memotivasi pendengar untuk bangkit dari keterpurukan dan meraih masa depan yang lebih baik. Jadi, jika Anda sedang menghadapi masa-masa sulit, dengarkanlah “Hanya Lolongan” dan temukan semangat untuk bangkit kembali.

Lyrics:
verse1
Ku berjalan sendirian bagaikan hilang arah tujuan
Langit mendung, riuh angin hujan pun seakan tak berteman

Hilang sudah semua harapan yang di depan
Mampukah aku tetap bertahan
Hanya ingin rasakan sedikit kesenangan
Walau kunikmati dalam diam

reff:
Kau boleh menangis, tapi kembali berdiri
Kau boleh terluka, tapi hanya sementara
Jangan kau terlalu lama tenggelam
Ingatlah masih ada masa depan
Omongan mereka hanya lolongan
Yang hilang di telan malam

verse 2:
Wajar bila manusia berpura pura untuk bahagia
Persis dalam cerita yang di tulis sempurna
Ataukah kisah yang realita
Berjuta sandiwara ada di depan mata
Jadilah kau pemeran utama

bridge:
Udep lam donya le cobaan, bek putoh asa..
Bek tanyoe wueh hate geutanyoe beu kong

You might also like