Selendang Biru – Sasya Arkhisna ft Ageng Music

Lagu “Selendang Biru” yang dibawakan oleh Sasya Arkhisna ft Ageng Music (Official Live Music) bercerita tentang kisah cinta yang rumit dan dipenuhi dengan perasaan posesif. Lewat alunan musik yang syahdu dan vokal Sasya yang mendayu, lagu ini berhasil membawa pendengarnya larut dalam emosi sang pencerita.

Lirik yang Menusuk Hati

Lagu ini dibuka dengan bait pertama yang langsung memaparkan konflik: “Ay Yen kowe naluk Le mending aku sing nglakoni yen us mati raso nyongg kresnamu” (Oh Yen, jika kau meminta, lebih baik aku yang melakukannya daripada perasaan cintamu padaku padam). Dari sini, kita bisa memahami bahwa sang pencerita, kemungkinan seorang perempuan, tengah menghadapi situasi di mana kekasihnya (Yen) meminta sesuatu yang berat.

Permintaan tersebut tampaknya berkaitan dengan “selendang biru”. Sepanjang lagu, selendang biru ini berulang kali disebut. “Yen kowe jaluk Le aku sing yen us mati rosoang karo selendangmu sang biru sing ono ning jundakku” (Yen, jika kau meminta, lebih baik aku yang mati daripada kau terikat dengan selendangmu yang biru itu yang ada di pinggangku).

Detail selendang yang berwarna biru dan berada di pinggang sang pencerita memunculkan beberapa kemungkinan. Bisa jadi selendang itu adalah pemberian dari Yen, atau mungkin selendang tersebut memiliki arti khusus bagi hubungan mereka. Apapun itu, selendang tersebut menjadi simbol keterikatan yang kuat antara keduanya.

Di antara Cinta dan Kepemilikan

Latar belakang konflik tampaknya adalah hilangnya rasa cinta Yen terhadap sang pencerita. Bait “Yen kowe jaluk Lepi mengke Aku sing mati rasaning gandrung karo selendangmu sang biru sing ono ning dundukmu. Duntur tanpa werno bekas ning siku” (Yen, jika kau meminta untuk pergi, aku yang akan mati daripada perasaan cintamu padaku memudar seperti warna pudar bekas di siku selendangmu yang biru itu) menggambarkan perasaan putus asa dan ketakutan sang pencerita ditinggalkan.

Namun, cara yang dipilih sang pencerita untuk mempertahankan cinta Yen justru terasa posesif. Ia lebih rela mati atau “kehilangan perasaan” daripada Yen lepas darinya. Hal ini memunculkan perdebatan di kalangan pendengar. Adakah ini bentuk cinta yang sejati, atau justru ketergantungan yang tidak sehat?

Musik Mendayu yang Memikat

Di balik lirik yang penuh dengan emosi, “Selendang Biru” memiliki komposisi musik yang apik. Musiknya bernuansa dangdut slow, dengan penggunaan keyboard dan gendang yang dominan. Alunan musiknya yang syahdu berpadu dengan vokal Sasya Arkhisna yang mendayu, semakin membuat pendengar larut dalam kesedihan sang pencerita.

Sorotan di Kancah Musik Dangdut

“Selendang Biru” turut meramaikan blantika musik dangdut tanah air. Dangdut slow, dengan lirik yang bercerita tentang cinta dan patah hati, memang menjadi formula yang digemari oleh banyak penikmat musik dangdut. Lagu ini pun berhasil meraih popularitas, dibuktikan dengan banyaknya penonton di video klip “https://www.youtube.com/watch?v=p1ANrZcJECU”.

Interpretasi yang Beragam

“Selendang Biru” menumbuhkan interpretasi yang beragam dari para pendengarnya. Ada yang bersimpati dengan perjuangan cinta sang pencerita, namun ada pula yang berpendapat bahwa cara yang digunakan sang pencerita untuk mempertahankan cinta justru tidak sehat. Terlepas dari perdebatan tersebut, “Selendang Biru” tidak dapat dipungkiri sebagai sebuah lagu dangdut dengan cerita yang menarik dan musik yang memikat.

Lagu yang Mengajak untuk Berpikir

Di balik kisah cinta yang rumit, “Selendang Biru” juga mengajak pendengarnya untuk berpikir. Lagu ini mempertanyakan batasan antara cinta dan kepemilikan. Apakah cinta yang sejati harus rela melepaskan jika memang sudah tidak ada lagi kecocokan?

“Selendang Biru” adalah lagu dangdut yang patut untuk didengarkan. Selain memiliki musik yang menarik, lagu ini juga memberikan ruang untuk berpikir tentang makna cinta yang sejati.

(Lyrics) Selendang Biru

Yen kowe njalok lebih
Mending aku seng ngaleh
Yen uwes mati roso
Endang ngomongo
Abote nyonggo katresnanmu

Yen kowe njalok lebih
Mending aku seng ngaleh
Yen uwes mati roso
Endang ngomongo
Ojo mbok gandoli karo selendang mu

Selendang biru seng ono neng pundak mu
Luntur tanpo warno mbekas neng klambiku
Selendang biru .. seng ono neng pundakmu
Ilang ra bakal mbalek, mbalek neng tanganku
Ilang bareng roso tresnoku

Yen kowe njalok lebih
Mending aku seng ngaleh
Yen uwes mati roso
Endang ngomongo
Abote nyonggo katresnanmu

Yen kowe njalok lebih
Mending aku seng ngaleh
Yen uwes mati roso
Endang ngomongo
Ojo mbok gandoli karo selendang mu

Selendang biru seng ono neng pundak mu
Luntur tanpo warno mbekas neng klambiku
Selendang biru .. seng ono neng pundakmu
Ilang ra bakal mbalek, mbalek neng tanganku
Ilang bareng roso tresnoku

Selendang biru seng ono neng pundak mu
Luntur tanpo warno mbekas neng klambiku
Selendang biru .. seng ono neng pundakmu
Ilang ra bakal mbalek, mbalek neng tanganku
Ilang bareng roso tresnoku

Selendang biru gawe mati rosoku

You might also like